Tuesday 19 January 2016

Bukan Bahasan Baik Buruk.

Baik atau Buruk ?
Seberapa baikkah kita di mata orang lain ? Seberapa burukkah kita di mata orang lain ?.
Sudah baikkah kita ? Masih tetap burukkah kita?

Manusia, makhluk sosial nan individual. Terkadang kita mengedepankan ego untuk semata-mata meyakini bahwa apa yang kita perbuat sudah cukup layak untuk menyandang status 'baik' di benak kita pribadi. Ya, hanya di benak kita. Bagaimana dengan pandangan orang lain terhadap kita ? Sudah baikkah kita ? Atau masih tetap burukkah kita ?

Lingkungan  mengajarkan kepada kita bahwa bukan hanya kita seorang yang menjalani kehidupan di dunia ini. Ada orang-orang, masyarakat, dan pribadi-pribadi lainnya yang membaur menjadi satu di dalam kehidupan ini. Kehadiran mereka memberi warna dan ilustrasi bagaimana kita menjalani hidup secara semestinya. Lingkungan juga menjadi salah satu indikator pembentuk karakter pribadi seseorang. Lingkungan yang baik akan membawa dampak yang baik, begitupun sebaliknya.

Genre kemasyarakatan bukan lagi sebuah teori pembelajaran dalam filosofi kehidupan. Ia adalah praktek nyata tentang bagaimana kita mengaplikasikan rutinitas hidup ini.
Bertemu orang, bertegur sapa, berbicang-bincang, bahkan hal sepele seperti memberikan  senyuman kepada orang yang belum kita kenal adalah salah  satu pengaplikasiaanya.
Lantas bagaimana jika pada suatu waktu kita berada pada lingkungan yang tidak pernah sedikitpun muncul dibayangan kita sebelumnya? Lingkungan dengan mayoritas orang-orang agresif, individualis, dan lebih mengedepankan pandangan mereka pribadi. Orang-orang yang tiga ratus enam puluh derajat berbeda jauh dengan karakter  kita. Orang-orang yang menganggap diri mereka lebih baik, baik itu kualitas hidup ataupun  kepribadiaan. Haruskah kita merasa minder tentang hal itu ?

Setiap orang mempunyai sisi positif daan negatif. Sisi baik dan buruk. Sisi kuat dan lemah, Atau antonimisme lainnya. Tinggal bagaimana kita memfokuskan apa yang akan kita tonjolkan untuk diri kita dan orang-orang di sekitar kita.Jika kita menonjolkan sisi baik, maka baiklah kita, terlepas dari hal buruk yang sudah kita lakukakan. Begitupun sebaliknya.
Seburuk-buruknya lingkungan, jika kita bisa tetap berada pada alur yang sejalan dengan kebaikan, maka tidak mungkin hal buruk yang serupa bisa mampir pada diri kita. Sikapi dengan bijak setiap hal yang terjadi di sekitar kita. Jika ingin di perlakukan baik, maka perlakukan hal yang baik juga terhadap orang lain.

Perihal baik atau buruknya seseorang,kita tidak bisa begitu saja menilai hanya dari satu sisi. Cari sisi yang memfokuskan terhadap apa yang kita anggap itu penting. Sisanya, buang pandangan subjektif negatif yang akan menghalangi fokus kita kedepannya. Selama masih ada sisi baik, mengapa harus mencari-cari sisi yang buruk ? Yato ?
Toh realitanya kita hanya manusia biasa. Tempatnya salah dan khilaf.
Yang salah mari kita perbaiki, Yang sudah baik berbagilah hal yang baik untuk orang-orang yang membutuhkan kebaikan kita.
Lalu, sudah baikkah kita ? Atau masih tetap burukkah kita ?
Bercerminlah pada orang-orang di sekitar kita. Maka kita akan menemukan jawabannya.
And after all, Hiduplah dengan kebaikan, Maka kebaikan akan hidup di kehidupan kita.

No comments:

Post a Comment