Sunday 4 October 2015

Kamu, Storyku, Dan History kita.

"Dia, manusia yang kamu kejar, masihkan menyisakan sedikit nalar untuk terus-menerus menjadi wajar ?".

  • Mengagumimu dalam ketidaktahuanku adalah apa-apa bagiku.

Sedikit sekali yang aku tahu tentangmu, tentang ceritamu, tentang kehidupanmu, dan semua tentangmu adalah sebuah teka-teki untukku. Layaknya soal matematikan yang harus terpecahkan, aku tidak memiliki rumus pasti untuk bisa mendapatkan hal ihwal tentangmu. Aku hanyalah sosokku yang entah akupun tak tahu kenapa terobsesi olehmu. Bagaimana mungkin aku begitu mengagumimu, apa dan bagaimana kamupun aku tidak tahu.

  • Waktu, Yang lalu begitu syahdu, Yang kini kian membelenggu.
Kepadamu, Rahasiaku yang masih tertata rapi dalam barisan ceritaku. Sampai waktu yang mengenalkanmu padaku, Hingga waktu yang mempertemukan keempat bola mata dalam satu tatapan tanya, dan pada akhirnya, waktuku dan waktumu harus terpisah pada jarak yang tak seberapa. Beda kota, Beda republika. Tapi percayalah, Doa selalu teriring di tengah-tengah kita. Dan adakalanya, rindu yang mengaduh selalu menjadi bait dalam rentetan cerita.


  • Estimasi waktu yang ada, akhirnya mengharuskan kita untuk berekspedisi menuju Kehidupan yang sesuai Syariat-Nya.
Adalah aku, Perempuan akhir zaman yang hanya mampu memupuk rinduku dalam Naungan Tuhanku. Seberapa dahsyat nya pengagumanku padamu, pada akhirnya Aku hanya bisa berserah pada Kehendak-Nya. Bukan bermaksud melupakanmu, hanya saja sedikit menyimpan kenangan yang saban hari memenuhi otakku. Kamu. Memori tentangmu terlalu asik untuk di lupakan, dan telalu mengusik untuk sekedar di simpan menjadi kenangan. Dan melepaskan, seharusnya menjadi sebuah keikhlasan


  • Apalah dayaku, Kamu hanya akan menjadi "pewayangan" dalam setiap alur ceritaku.
Dan pada akhirnya, Skenario Allah adalah yang terbaik dari segala yang terbaik. Selalu ada hal yang tersingkap dalam sebuah momentum keadaan. Dan Keterbaikan adalah salah satu Bonus yang Allah berikan dari setiap kejadian. Tatkala kamu percaya, Insha Allah, kamulah pemeran nyata dalam cerita ini. Kamu dan segala bentuk pengagumanku kepadamu, akhirnya harus terbantahkan. Bukan sebuah kesedihan, melainkan sebuah pembelajaran yang akan menguatkan. Toh pada akhirnya, Mengagumimu dalam keheningan adalah sebuah kesejukan.
         

No comments:

Post a Comment